Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Tulungagung, Mulyanto, Kamis,16/1 menyebut bahwa jumlah vaksin tersebut sangat membantu upaya pencegahan PMK meski belum mencukupi kebutuhan populasi ternak sapi yang ada.

“Dari data kami, populasi sapi potong di Tulungagung mencapai 123 ribu ekor, sementara sapi perah sebanyak 24 ribu ekor. Untuk itu, peternak kami dorong melakukan vaksinasi mandiri,” ujar Mulyanto.

Menurut dia, vaksin yang diterima Pemkab akan didistribusikan ke pusat kesehatan hewan (puskeswan) agar lebih mudah menjangkau peternak. Biaya vaksinasi mandiri diperkirakan sekitar Rp28 ribu per ekor sapi.

Ia menambahkan, sentra produksi susu di Kecamatan Sendang dan Pagerwojo telah lebih dahulu melakukan vaksinasi secara swadaya. Hingga kini, para pelaku usaha di kawasan tersebut telah mengadakan sekitar 10 ribu dosis vaksin secara mandiri.

“Para pelaku usaha sudah bergerak swadaya untuk mencegah penyebaran PMK, termasuk dengan menutup sementara pasar hewan. Langkah ini terbukti efektif menekan angka kasus,” jelasnya.

Dinas mencatat hingga saat ini terdapat 98 kasus PMK di Tulungagung, dengan 6 ekor ternak mati dan 3 di antaranya dipotong paksa.

Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Tani Wilis Kecamatan Sendang, Suwarto, mengatakan bahwa pihaknya telah menyelenggarakan vaksinasi mandiri untuk sapi perah di wilayah tersebut.

Hal ini dilakukan dengan merujuk pengalaman pada 2022, di mana PMK tidak hanya menyerang mulut dan kuku sapi, tetapi juga jaringan susu, sehingga menurunkan produksi dan kualitas.

“Kami mengadakan pertemuan dengan peternak untuk mencari solusi bersama. Akhirnya disepakati pembagian biaya vaksinasi dengan pola sharing, yakni peternak menanggung Rp25 ribu per dosis, sisanya dari anggaran KUD,” kata Suwarto.

Menurutnya, KUD telah menyiapkan sekitar 7 ribu dosis vaksin dengan anggaran sebesar Rp175 juta.

Langkah ini dinilai berhasil karena kasus-kasus PMK yang terdeteksi segera ditangani sehingga tidak menular ke ternak lain.

“Di Sendang, sempat ada 6 kasus yang mengarah ke PMK, namun langsung diatasi tanpa menyebar lebih luas,” tambahnya.

Suwarto berharap langkah bersama ini dapat melindungi peternakan sapi perah di Tulungagung dari ancaman PMK yang dapat berdampak pada sektor ekonomi peternak ( wa/ar)